Mengenal arti pentingnya kesehatan sebelum terlambat

Wednesday, 8 July 2015

Penyakit usus buntu

Suriyanto

Usus buntu adalah organ berbentuk tabung kecil dan tipis berukuran 5-10 cm yang terhubung di usus besar (tempat tinja terbentuk). Tidak ada yang tahu kenapa kita memiliki usus buntu dan pengangkatannya pun tidak memengaruhi kesehatan.
Tetapi jika mengalami pembengkakan dan peradangan, penyakit usus buntu atau apendisitis dapat menyebabkan komplikasi serius.

http://ilmusehatks.blogspot.com/
contoh pemeriksaan manual usus buntu
Apendisitis merupakan penyakit yang umum dan paling sering ditemukan pada kalangan muda yang berusia 10-20 tahun. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa penyakit ini bisa menyerang siapa saja.
Periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami sakit perut yang perlahan-lahan makin parah. Segera panggil ambulans jika sakit perut Anda tiba-tiba bertambah parah dan menyebar ke seluruh perut.

Gejala Penyakit Usus Buntu

Sakit perut yang mengindikasikan penyakit ini biasanya berawal di perut bagian tengah. Pada awalnya, rasa sakit itu datang dan pergi. Beberapa jam kemudian, rasa sakit akan berpindah ke perut kanan bawah (tempat usus buntu berada) lalu bertambah parah dan terus terasa.
Rasa sakit juga akan bertambah parah saat terjadi penekanan pada bagian itu atau saat Anda batuk atau berjalan. Beberapa gejala lain yang dapat menyertai sakit perut tersebut antara lain:
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Pembengkakan pada perut.
  • Tidak bisa buang gas.
  • Mual dan muntah.
  • Konstipasi atau diare.
  • Demam.
  • Sakit saat buang air kecil.
  • Kram perut.
Penyakit usus buntu sering disangka sebagai penyakit lain, seperti keracunan makanan, sindrom iritasi usus yang parah, konstipasi biasa, dan infeksi saluran kemih. Wanita muda juga sering mengira gejala penyakit ini berhubungan dengan kandungan, seperti kehamilan ektopik atau nyeri menstruasi.
Konsultasikan kepada dokter jika Anda mengalami sakit perut yang perlahan-lahan makin parah. Segera panggil ambulans jika sakit perut Anda tiba-tiba bertambah parah dan menyebar ke seluruh perut. Ini mengindikasikan kemungkinan pecahnya usus buntu yang dapat menyebabkan peritonitis (infeksi serius pada lapisan perut sebelah dalam).

Penyebab Penyakit Usus Buntu

Penyebab penyakit ini belum diketahui dengan pasti sehingga pencegahannya juga belum diketahui, tapi sebagian besar diperkirakan terjadi akibat tersumbatnya ‘pintu masuk’ menuju usus buntu oleh:
  • Tinja.
  • Kelenjar getah bening yang bengkak dalam dinding usus. Pembengkakan ini biasanya berkembang setelah terjadi infeksi saluran pernapasan atas.
Penyumbatan tersebut akan menyebabkan terjadinya inflamasi dan pembengkakan. Tekanan akibat pembengkakan akan memicu pecahnya usus buntu.

Diagnosis Penyakit Usus Buntu

Gejala-gejala yang identik dengan peradangan usus buntu terkadang hanya ditemukan pada sebagian penderita dan cenderung mirip dengan penyakit lain sehingga sulit didiagnosis. Letak usus buntu pada tiap orang yang bisa berbeda-beda juga dapat mempersulit proses diagnosis. Ada yang terletak di bagian lain, misalnya pada panggul di belakang usus besar atau di belakang hati.
Dokter biasanya akan menanyakan gejala-gejala Anda sebelum mengadakan pemeriksaan-pemeriksaan berikut:
  • Pemeriksaan fisik untuk mengonfirmasi rasa sakit pada perut. Bagian di sekitar usus buntu (perut kanan bawah) akan ditekan secara perlahan-lahan.
  • Tes darah untuk memeriksa jumlah sel darah putih yang mengindikasikan adanya infeksi.
  • Tes urin untuk menghapus kemungkinan adanya penyakit lain, misalnya infeksi saluran kemih atau batu ginjal.
  • CT scan atau USG untuk memeriksa usus buntu Anda bengkak atau tidak.
  • Pemeriksaan organ intim dan tes kehamilan untuk wanita yang belum menopause untuk menghapus kemungkinan adanya penyakit yang berhubungan dengan organ kewanitaan.

Pengobatan Penyakit Usus Buntu

Langkah pengobatan utama untuk penyakit usus buntu adalah lewat operasi pengangkatan usus buntu atau yang dikenal dengan istilah apendektomi. Menjalani operasi jauh lebih aman daripada menunggu hasil konfirmasi adanya peradangan usus buntu karena risiko pecahnya usus buntu akan bertambah. Usus buntu tidak memiliki fungsi yang penting bagi tubuh manusia dan pengangkatannya tidak akan menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
Sama seperti semua operasi, apendektomi tetap memiliki risiko seperti terbentuknya infeksi luka operasi serta pendarahan. Tetapi operasi ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan jarang menyebabkan komplikasi jangka panjang.
Ada dua jenis apendektomi yang dapat dilakukan, yaitu operasi laparoskopi atau ‘lubang kunci’ dan bedah sayatan terbuka. Keduanya dilakukan dengan pembiusan total.
Operasi pengangkatan usus buntu lewat ‘lubang kunci’ (laparoskopi) lebih banyak dipilih, terutama untuk pasien manula atau yang mengalami obesitas. Laparoskopi hanya membutuhkan beberapa sayatan kecil pada perut untuk mengangkat usus buntu. Karena itu, masa pemulihan pasien akan jauh lebih cepat. Pasien biasanya akan diizinkan pulang setelah beberapa hari atau bahkan 24 jam.
Tetapi tidak semua penderita usus buntu dapat menjalani operasi laparoskopi, misalnya karena usus buntu sudah pecah atau infeksinya yang sudah menyebar. Jika ini terjadi, penderita membutuhkan prosedur bedah sayatan terbuka untuk mengangkat usus buntu sekaligus membersihkan rongga perut.
Proses operasi ini membutuhkan masa pemulihan selama satu minggu sebelum pasien diizinkan pulang. Pasien biasanya dapat kembali beraktivitas normal dalam 2-3 minggu, tapi sebaiknya menghindari aktivitas berat setidaknya selama 1,5-2 bulan setelah operasi.
Pemantauan masa pemulihan juga sangat penting. Segera hubungi dokter atau rumah sakit tempat Anda dioperasi jika Anda mengalami gejala-gejala infeksi seperti muntah-muntah, rasa nyeri dan pembengkakan yang semakin parah, demam, luka operasi terasa panas, atau ada cairan yang keluar dari luka operasi.
Penyakit usus buntu juga bisa menyebabkan gumpalan atau benjolan pada usus buntu yang terdiri dari jaringan usus buntu dan lemak. Benjolan terbentuk karena upaya alami tubuh untuk mengobati penyakit ini. Dokter biasanya tidak menganjurkan Anda untuk segera menjalani operasi. Anda akan diberikan antibiotik selama beberapa minggu agar infeksi gumpalan usus buntu berkurang sebelum dioperasi.

Komplikasi Pecahnya Usus Buntu

Penyakit usus buntu yang tidak diobati memiliki risiko untuk pecah dan dapat mengancam jiwa. Segera hubungi rumah sakit jika sakit perut Anda mendadak makin parah dan menyebar ke seluruh perut. Ini mengindikasikan kemungkinan pecahnya usus buntu yang dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti peritonitis dan abses.
Abses merupakan kantong kumpulan nanah yang menyakitkan. Komplikasi ini muncul sebagai usaha alami tubuh untuk mengatasi infeksi akibat usus buntu yang pecah. Penanganannya dilakukan dengan penyedotan nanah dari abses atau terkadang dengan antibiotik. Jika ditemukan dalam operasi, abses dan bagian di sekitarnya akan dibersihkan dengan hati-hati dan diberi antibiotik.
Peritonitis adalah infeksi akibat bakteri yang menyebar ke selaput yang melapisi perut bagian dalam atau peritoneum. Gejalanya meliputi sakit perut yang parah dan terus-menerus, muntah, detak jantung cepat, demam, daerah perut yang bengkak, serta napas pendek dan terengah-engah. Komplikasi ini biasanya ditangani dengan pemberian antibiotik dan operasi pengangkatan usus buntu.

0 komentar:

Post a Comment